Sabtu, 13 November 2010

DINASTI-DINASTI KECIL DI BARAT BAGHDAD

I. PENDAHULUAN

Islam telah mencapai puncak kejayaannya pada masa Dinasti Abasiyah, yang berlangsung kurang lebih selama 500 tahun. Mulai dari tahun 132 H s/d 656 H. Atau dari tahun 750 M s/d 1258 M.Pada masa ini Islam menjadi pusat dunia dalam berbagai aspek peradaban. Kemajuan itu hampir mencakup semua spek kehidupan; mulai dari bidang ekonomi, politik, sosial, hukum,, budaya, ilmu pengetahuan dll.
Tetapi tidak dipungkiri dibalik itu semua tersimpan persoalan politik yang pada akhirnya bermuara pada persoalan disintegrasi bangsa tersebut. Masalahnya ada pada kebijakan pemerintahan Dinasti Abasiyah yang lebih menitikberatkan terhadap pembinan peradaban dan kebudayaan. Sedangkan masalah politik yang sebenarnya tak boleh diabaikan karena ini menyangkut integritas sebuah bangsa. Masalah politik yang didalamnya ada ekpansi,kebijakan politis, dsb tidak disentuh sehingga mempercepat pelepasan wilayah-wilayah tertentu yang berada jauh dari pantauan pemerintah pusat Dinasti Abbasiyah.

Dalam sejarah Politik Islam, disintegrasi politik tersebut sebenarnya sudah terjadi sejak berakhirnya pemerintahan Bani Ummayah. Ada perbedaan mendasar diantara dua pemerintahan tersebut. Pada Masa Bani Ummayah, wilayah kekuasaan sejajar dengan batas-batas wilayah kekuasaan Islam (mulai dari awal berdirinya sampai akhir kehancurannya). Sedangkan pada masa Pemerintahan Abbasiyah wilayah kekuasaannya tidak pernah diskui di daerah Spanyol dan Afrika utara, kecuali Mesir yang bersifat sebentar-sebentar bahkan kenyataannya banyak daerah yang tidak dikuasai oleh khalifah.(Sirr William Munir. The caliphat.New York:AMS Inc, yang dikutip dari Badri Yatim, Sejrah Perdaban Islam, dikutip juga oleh penulis dari bukunya Dedi Supriyadi, M.Ag SEJARAH PERADABAN ISLAM).

Peta kekuasaan tersebut telah banyak mengakibatkan bermunculan wilayah-wilayah yang memisahkan diri dan membentuk dinasti-dinasti kecil. Proses memerdekakan diri dari kekuasaan Abbasiyah tersebut melalui dua cara: Pertama, melalui pemberontakan lokal dan berhasil, kedua. Melalui gubernur yang ditunjuk oleh khalifah yang kedudukannya semakin lama semakin kuat. (Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, hlm:64)

II. DINASTI-DINASTI KECIL DI BARAT BAGHDAD

A. DINASTI IDRISIYAH (789-926 M)

Dinasti ini didirikan oleh salah seorang penganut syi'ah, yaitu Idris bin Abdullah pada tahun 172 H / 789 M. Dinasti ini merupakan Dinasti Syi'ah pertama yang tercatat dalam sejarah berusha memasukan syi'ah ke daerah Maroko dalam bentuk yang sangat halus. (Phillip K.Hitti. History of the Arab, The Mac Millan Press, 1974, hlm.42).

Muhammad Bin Idris merupakan salah seorang keturunan Muhammad SAW, yaitu cucu dari Hasan, putra Ali Bin Abi Thalib. Dengan demikian dia mempunyai hubungan dengan garis imam-imam Syi'ah. Dia juga ikut ambil bagian dalam perlawanan keturunan Ali di Hijazz terhadap Abbasiyyah pada tahun 169/786, dan terpaksa pergi ke Mesir, kemudian ke Afrika Utara. Disna prestise keturunan Ali membuat tokoh bar-bar zenata di Maroko utara menerimanya sebgai pemimpin mereka. Dan menjadikan Fez sebagai pusat pemerintahannya.

Ada dua alasan mengapa Dinasti Idrisiyah muncul dan menjadi dinasti yang kokoh dan kuat; Pertama karena adanya dukungan yang sangat kuat dari bangsa bar-bar, dan kedua letak geografis yng sangat jauh dari pusat pemerintahan Abbasiyah yng berada di Baghdad sehingga sulit untuk ditaklukannya.

Pada masa kepemimpinan Harun Al-Rasyid (yang menggantikan Al-Hadi), dia merasakan semakin menguatnya posisi Dinasti Idrisiyah tersebut. Sehingga Harun-AlRasyid berencana mengirimkan pasukannya untuk melumpuhkan Idrisiyah, tetapi karena letaknya yang sangat jauh dari pusat pemerintahan Abbasiyah, rencana tersebut gagal. Akhirnya Harun Al-Rasyid mengirimkan mata-matanya yang bernama Sulaiman bin Jarir yang berpura-pura menentang Daulah Abbasiyah sehingga Sulaiman berhasil membunuh Idris dengan cara mercuninya. Taktik ini disarankan oleh Yahya Barmaki kepada Khalifah Harun Al-Rasyid.

Terbunuhnya Idris tidak berarti kekuasaan Dinasti idrisiyah menjadi tumbang karena bangsa Bar-Bar telah bersepakat untuk mengikrarkan kerajaan sebagai kerajaan yang independen. Dikabarkan pula bahwa Idris meninggalkan seorang hamba dalam keadaan mengandung anaknya. Dan setelah melahirkan, bangsa BarBar memberi nama anak tersebut dengan nama IDRIS, dan Idris inilah yang kelak melanjutkan jejak ayahnya (Idris bin Abdullah) dan disebut sebagai Idris II.

Banyak hal yang sudah dihasilkan oleh Idris I dan Idris II putranya dalam membangun Idrisiyah, diantaranya:
1.Idris I dan putranya Idris II telah berhasil mempersatukan suku-suku BarBr, imigran-Imigran Arab yang berasal dari Spanyol dan Tripolitania di bawah satu kekuasaan politik.
2. mampu membangun Kota Fez sebagai pusat perdgangan.
3. Pusat Kota Suci, tempat tinggal kaum SHORFA (orang-orang terhormat keturunan Nabi dari Hasan dan Hussein bin Ali bin Abi Thalib.
4. Didirikan Mesjid Fathima dan Universitas Qairawan yang terkenal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar